Selasa, 24 Juni 2014

Tsunami


Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh macam-macam gangguan di dasar samudra. Gangguan ini dapat berupa gempa bumi, pergeseran lempeng, atau gunung meletus. Tsunami tidak kelihatan saat masih berada jauh di tengah lautan, namun begitu mencapai wilayah dangkal, gelombangnya yang bergerak cepat ini akan semakin membesar.

Tsunami juga sering disangka sebagai gelombang air pasang. Ini karena saat mencapai daratan, gelombang ini memang lebih menyerupai air pasang yang tinggi daripada menyerupai ombak biasa yang mencapai pantai secara alami oleh tiupan angin. Namun sebenarnya gelombang tsunami sama sekali tidak berkaitan dengan peristiwa pasang surut air laut. Karena itu untuk menghinda
ri pemahaman yang salah, para ahli oseanografi sering menggunakan istilah gelombang laut seismik (seismic sea wave) untuk menyebut tsunami, yang secara ilmiah lebih akurat.

    Sebab-sebab terjadinya gelombang tsunami
   Tsunami dapat dipicu oleh bermacam-macam gangguan (disturbance) berskala besar terhadap air laut, misalnya gempa bumi, pergeseran lempeng, meletusnya gunung berapi di bawah laut, atau tumbukan benda langit. Tsunami dapat terjadi apabila dasar laut bergerak secara tiba-tiba dan mengalami perpindahan vertikal.
 
Langkah yang harus dilakukan Sinoman Sadar Bencana ini antara lain :
  1. Petakan daerah rawan genangan tertinggi tsunami, jalur evakuasi, dan tempat penampungan sementara yang cukup aman.
  2. Berkoordinasi dengan Badan Meterologi dan Geofisika (BMG), kepolisian, pemerintah daerah, dan rumah sakit. Jika data dari BMG mengenai peringatan dini bencana tak bisa diharapkan kecepatannya, komunitas ini harus menghimpun gejala-gejala alam yang tidak biasa terjadi.
  3. Melakukan pertemuan rutin untuk menambah pengetahuan mengenai gempa dan tsunami. Jika perlu, mendatangkan ahli.
  4. Melakukan latihan secara reguler, baik terjadwal maupun tidak terjadwal.
  5. Buat deadline waktu respon evakuasi untuk diterapkan saat latihan agar dalam bencana sesungguhnya telah terbiasa merespon secara cepat.
  6. Buat kode tertentu yang dikenali masyarakat sekitar untuk menandakan evakuasi. Semisal di Pulau Simeuleu yang paling dekat dengan episentrum gempa Aceh, memiliki istilah Semong yang diteriakkan berulang kali untuk menunjukkan adanya tsunami. Dengan kode ini, otomatis harus dilakukan evakuasi secepatnya ke tempat yang lebih tinggi.Menyebarkan gambar peta evakuasi di pelosok daerah tempat anggota komunitas tinggal.
  7. Menyebarkan gambar peta evakuasi di pelosok daerah tempat anggota komunitas tinggal.
Sedangkan langkah yang harus dilakukan tiap individu adalah :
  1. Siapkan satu tas darurat yang sudah diisi keperluan-keperluan mengungsi untuk 3 hari. Di dalamnya termasuk, pakaian, makanan, surat-surat berharga, dan minuman secukupnya. Jangan membawa tas terlalu berat karena akan mengurangi kelincahan mobilitas.
  2. Selalu merespon tiap latihan dengan serius sama seperti saat terjadinya bencana.
  3. Selalu peka dengan fenomena alam yang tidak biasa.
Untuk membaca tanda-tanda alam sebelum terjadinya tsunami, Amien Widodo memberikan sejumlah petunjuk berdasarkan pengalaman tsunami-tsunami sebelumnya.
  1. Terdengar suara gemuruh yang terjadi akibat pergeseran lapisan tanah. Suara ini bisa didengar dalam radius ratusan kilometer seperti yang terjadi saat gempa dan tsunami di Pangandaran lalu.
  2. Jika pusat gempa berada di bawah permukaan laut dikedalaman dangkal dan kekuatan lebih dari 6 skala richter, perlu diwaspadai adanya tsunami.
  3. Jangka waktu sapuan gelombang tsunami di pesisir bisa dihitung berdasarkan jarak episentrumnya dengan pesisir.
  4. Garis pantai dengan cepat surut karena gaya yang ditimbulkan pergeseran lapisan tanah. Surutnya garis pantai ini bisa jadi cukup jauh.
  5. Karena surutnya garis pantai, tercium bau-bau yang khas seperti bau amis dan kadang bau belerang.
  6. Untuk wilayah yang memiliki jaringan pipa bawah tanah, terjadi kerusakan jaringan-jaringan pipa akibat gerakan permukaan tanah.
  7. Dalam sejumlah kasus, perilaku binatang juga bisa dijadikan peringatan dini terjadinya tsunami. Sesaat sebelum tsunami di Aceh, ribuan burung panik dan menjauhi pantai, sedangkan gajah-gajah di Thailand gelisah dan juga menjauhi pantai.


Narsis Dulu yess



Sebelum minta data ke Kelurahan Mending Foto dulu! hihi



Foto ini di Alun-Alun Ungaran hehe




     



Tanah Longsor




Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan,tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinyatanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap ke dalam tanah akanmenambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperansebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerakmengikuti lereng dan keluar lereng.
Faktor-faktor yang menyebabkan longsor
            Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
            Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alam dan faktor manusia:
a)      Faktor alam
    Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi, stragrafi dan gunung berapi.
    Iklim : curah hujan yang tinggi.
    Keadaan topografi : lereng yang curam.
    Keadaan air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika.
    Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.
    Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan.

b)     Faktor manusia
    Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereg yang terjal.
    Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
    Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
    Penggundulan hutan.
    Budidaya kolam ikan diatas lereng.
    Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.
    Pengembangan wilayah yang tidak di imbangi dengan kesadaran masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan sendiri.
    Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.

Ciri-ciri  tanah longsor yaitu sebagai berikut :
    Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing. Biasanya terjadi setelah hujan.
    Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
    Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
    Jika musim hujan biasanya air tergenang, menjelang bencana itu, airnya langsung hilang.
    Pintu dan jendela yang sulit dibuka.
    Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar.
    Pohon/tiang listrik banyak yang miring.
    Halaman/dalam rumah tiba-tiba ambles.

Cara penanggulangan
    Jangan membuka lahan persawahan dan membuat kolam di lereng bagian atas di dekat pemukiman.
    Buatlah terasering ( sengkedan ) pada lereng yang terjal bila membangun pemukiman.
    Segera menutu retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah dan melalui retakan tersebut.
    Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak.
    Jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi.
    Jangan menebang pohon di lereng.
    Jangan membangun rumah di bawah tebing.

Hal-hal yang dilakukan selama dan sesudah terjadi bencana
1.      Tangga Darurat
Yang harus dilakukan dalam tahap tangga darurat adalah penyelamatan dan pertolongan korban secepatnya supaya korban tidak bertambah.
2.      Rehabilitasi
Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan sarana transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannay supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan.
3.      Rekontruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor, karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.

Kegiatan Kelompok Tekkom 6C



 
                                                        KEGIATAN KELOMPOK TEKKOM 6C
            Untuk memenuhi tugas mata kuliah teknik komunikasi yang salah satunya adalah pembuatan film dengan tema bencana alam, kelompok tekkom 6c membuat film dengan bertemakan banjir rob. Untuk itu kelompok tekkom 6c melakukan penggambian gambar atau syuting untuk pembuatan film tersebut. syuting ini dilakukan di beberapa tempat tetapi masih di sekitar kota semarang.
            Cerita film pendek kelompok 6c adalah suatu keluarga sederhana yang tinggal di daerah Kampung Melayu, yaitu suatu kampung yang terletak di Kecamatan Semarang Utara yang sering terkena dampak banjir rob setiap kali air laut pasang. Anak terakhir di dalam keluarga tersebut memiliki mimpi yang tinggi untuk mengubah keadaan kampungnya khususnya dalam penataan kotanya.
            Syuting dilakukan oleh semua kelompok tekkom 6c sesuai dengan tugas dan peran masing-masing anggota kelompok. Untuk setting pertama yaitu rumah sebagai tempat tinggal keluarga sederhana menggambil lokasi pada salah satu rumah anggota kelompok kami. Syuting untuk pembuatan film bertemakan banjir rob ini memakan waktu sekitar tiga hari.
            Untuk proses editing film sebagai hasil akhir dari tugas teknik komunikasi dilakukan oleh salah satu anggota kelompok 6c yang menguasai software untuk editing film. Proses editing film ini memerlukan waktu yang cukup lama karena mengolah data potongan video untuk di jadikan suatu film dengan suatu komposisi yang pas dan menarik. Semoga film hasil karya kelompok tekkom 6c dapat dinikmati oleh teman-teman sekalian dan juga dapat menjadi hiburan.

 

Copyright @ 2013 Semangat Dunia.